Matur suwun sampun mamper dateng web kawulo , mugi wonten faedahhipun

Kamis, 31 Maret 2011

Cakra-Cakra dalam Tubuh Kita


 
1. Cakra Dasar (Muladara)
Cakra dasar berhubungan dengan badan fisik terletak di dasar tulang punggung yaitu di ujung tulang ekor. Cakra dasar diasosiasikan dengan warna merah muda & mempunyai 4 lembar daun. Cakra dasar merupakan pusat energi dari tubuh fisik, kehidupan materi & keinginan untuk hidup. Cakra dasar yang aktif maka seseorang akan cenderung untuk hidup dengan penuh semangat & motivasi & sebaliknya cakra dasar yang kecil, kotor & terhambat maka akan hidup bermalas-malasan tanpa semangat bahkan memiliki kecenderungan untuk mudah putus asa bahkan bunuh diri.

2. Cakra Sex (swadistan)


Cakra seks terdapat pada tulang pelvis. Cakra sex diasosiasikan dengan wana oranye & memiliki 6 lembar daun. Cakra seks berhubungan dengan penciptaan atau reproduksi & mempengaruhi aktivitas seksual seseorang. Cakra seks berkaitan erat dengan cakra tenggorokan yang berfungsi dalam penciptaan kreativitas atau ide. Seseorang dengan Cakra seks yang bersih dan aktif akan memiliki pikiran yang lebih positif serta percaya diri. Sebaliknya seseorang akan menjadi tidak perduli, kasar, berpikir negative (kurang kreatif), termasuk seks menyimpang jika cakra seksnya kotor & terhambat.

3. Cakra Pusar (Manipura)
Pusat energy ketiga berhubungan dengan tubuh fisik terletak di pusar & amat penting dalam mempertahankan vitalitas seseorang. Diasosiakan dengan warna kuning & memiliki 10 lembar daun. Cakra pusar berkaitan erat dengan sifat-sifat yang membawa kecenderungan seperti iri hati, rasa malu, tidak puas, murung, benci & takut (kekurangan rasa aman). Seseorang dengan cakra pusar yang berkembang & bersih maka akan dapat mengatasi hal-hal seperti tersebut di atas & mengubahnya menjadi suatu yang positif seperti rasa aman, puas, gembira, nyaman & percaya diri.

4. Cakra Jantung (Anahata)
Pusat energy keempat berhubungan dengan tubuh fisik terletak di dada. Diasosiasikan dengan warna hijau dengan 12 lembar daun. Cakra jantung adalah cakra yang amat penting dalam spiritual karena dihubungkan sebagai lambing cinta kasih & penyembuhan. Secara fisik cakra jantung mengatur jantung & kelenjar thymus. Cakra jantung merupakan pusat dari seluruh perasaan halus seperti kasih sayang & cinta kasih. Seseorang dengan cakra jantung yang kecil, kotor atau terhambat akan memiliki kecenderungan egois, sombong, fanatic, tamak/rakus, munafik, & gelisah. Sedangkan cakra jantung yang berkembang dengan baik menyebabkan seseorang penuh dengan rasa cinta kasih & kasih sayang serta dapat berempati terhadap sesama.

5. Cakra Tenggorokan (Visudhi)
Pusat energy ke lima terletak tenggorokan & diasosiasikan dengan warna biru muda & memiliki 16 lembar daun. Secara fisik cakra ini memberikan energy kepada kelenjar thyroid & parathyroid. Cakra ini merupakan pusat penciptaan yang lebih tinggi (kreativitas) & hubungan antar manusia. Seseorang dengan cakra tenggorokan yang berkembang akan memiliki pengertian yang mendalam mengenai hubungan antar sesame sehingga mempunyai hubungan yang baik dengan sesamanya. Kemampuan untuk berekspresi secara lisan juga dipengaruhi oleh cakra ini. Cakra jantung yang yang bersih & terhubung dengan cakra tenggorokan yang bersih pula akan mengakibatkan seseorang akan dapat mengekspresikan seluruh isi hati dengan baik. Sifat-sifat yang berkenaan dengan cakra tenggorokan yang berkembang dengan baik antara lain adalah kepasrahan, keberhasilan, kelimpahan & kesejahteraan serta pengembangan pengetahuan duniawi.

6. Cakra mata ke tiga (Ajna)
Pusat energy ke enam berhubungan dengan tubuh fisik yang terletak di antara ke dua mata. Diasosiasikan dengan warna biru tua atau nila. Cakra ini memberikan energy ke kedua mata, hidung & kelenjar pituitary. Disebut cakra mata ketiga karena cakra yang berkembang aktif & bersih dapat memberikan pewaskitaan (clairvoyance) atau kekuatan psikis lainnya. Selain pewaskitaan, cakra ini merupakan titik pemusatan & pengatur dari cakra-cakra di bawahnya. Maka dari itu cakra ini sering disebut pula berkaitan erat dengan pengetahuan duniawi & pengetahuan surgawi (spiritual). Seringkali manusia yang telah mencapai taraf kewaskitaan terpesona oleh sensasi tersebut & lupa akan tujuan utamanya & lama terhambat pada kesadaran di tahap ini.

7. Cakra mahkota (sahasrara)
Pusat energy ke tujuh berhubungan dengan tubuh fisik terletak di ubun-ubun. Cakra ini adalah pusat masuknya energy Illahi ke seluruh lapisan tubuh & kesadaran. Seseorang yang cakra mahkotanya berkembang secara sempurna akan banyak mengetahui rahasia alam. Menjaga agar cakra ini selalu bersih amatlah penting agar energy spiritual dapat diterima secara terus menerus oleh seluruh tubuh. Cakra mahkota yang terbuka dengan lebar maka seseorang dapat melakukan perjalanan astral dengan lebih mudah.

Minggu, 27 Maret 2011

Faidah Surat Al-Fatihah


Faedah Lainnya dari Surat Al-Fatihah :

1. Al Hamdulillah.
Jika ada orang yang menderita sakit batuk, ayat Al HamdulIlahi ini ditulis pada pinggan putih, lalu dihapus dengan minyak wijen dan diminumkan, Insya Allah sembuh.

2. Rabbil 'Aalamiin.
Jika ingin disayang dan dicintai oleh orang lain, ayat Robbil 'Aalamiin ditulis pada pinggan putih, lalu dihapus dengan minyak wijen dan kemudian dipakai sebagai minyak rambut, Insya Allah banyak orang yang sayang dan cinta kepadanya.

3. Ar Rahmaan.
Jika ada tanaman yang kurus ayat Ar-Rahmaani ini ditulis pada pinggan putih dan dihapus dengan air kemudian disiramkan pada tanaman yang kurus, Insya Allah akan subur terhindar dari berbagai jenis penyakit.

4. Ar Rahiimi.
Jika ada binatang galak atau musuh yang sudah mendekat, ayat ini ditulis pada kertas dan dipakai Insya Allah Binatang galak atau musuh pergi jauh.

5. Maaliki Yaumid Diin.
Jika ada orang yang baru mendirikan rumah ayat Maaliki Yaumid Diin ini ditulis pada kertas dan diletakan pada sudut rumah yang jumlahnya ada empat, Insya Allah akan selamat dari marabahaya.

6. Iyyaka Na'budu.
Jika ada tanaman yang dihama tikus atau celeng / babi hutan, maka ayat Iyyaka Na'budu ini ditulis pada kertas dan dimasukan dalam bambu, kemudian ditancapkan pada sudut sawah Insya Allah tidak akan dihama oleh tikus atau celeng / babi hutan.

7. Wa Iyyaaka Nasta'iin.
Jika ada binatang galak atau orang yang sedang mengamuk, maka ayat Wa Iyyaaka Nasta'iin dibaca tujuh kali Insya Allah akan selamat dari amukannya.

8. Ihdinash Shiraathal Mustaqiimi.
Jika ada orang yang tersesat atau merasa bingung dalam hutan maupun dalam perjalanan, maka ayat ayat Ihdinash Shiraathal Mustaqiimi dibaca dengan memejamkanmata, Insya Allah tidak tersesat atau merasa bingung.

9. Shiraathal Ladziina.
Jika ada orang yang menjadi musuh atau orang yang menaruh kebencian kepadanya, maka dengan membaca ayat Shiraathal Ladziina dengan hati yang penuh ikhlas akan segera hilang kebenciannya dan tidak memusuhinya.

10. An'amta Alaihim.
Jika ada musuh, ambillah pasir dan dibacakan ayat An'amta Alaihim, kemudian disebarkan di depannya atau dibelakangnya, maka akan kelihatan lautan api oleh musuh dan dia tidak dapat melihat orangnya.

11. Ghairil Maghduubi Alaihim.
Jika kamu dalam perjalanan merasa sangat lapar dan tidak membawa bekal, maka ambillah daun yang dapat dimakan dan dibacakan ayat Ghairil Maghduubi Alaihim, lau dimakan Insya Allah tidak akan merasa lapar atau jika tidak ada daun, maka bacalah ayat ini pada telapak tangan, kemudian diusapkan pada leher, Insya Allah akan lebih kuat menahan lapar.

12. Walaadh Dhaaliin.
Jika ada orang yang merasa benci, maka bacakanlah ayat ini dengan hati yang penuh ikhlas, Insya Allah akan hilang bencinya dan berganti sayang.

13. Amiin
Jika ada orang yang menderita sakit lama belum sembuh, maka ambillah bawang putih, pala, cengkih tujuh butir dan jintan hitam semuanya ditulis Amiin serta dibacakannya dengan hati yang penuh ikhlas, Insya Allah lekas sembuh.

Sabtu, 26 Maret 2011

macam BATU AKIK

http://koleksi.tokobagus.com/batuan-fosil-mineral-dan-lain-lain/?page=3&sort=&perpage=25&imgView=

Pengertian Dejavu dan Rahasia Dibalik Dejavu


Pernahkah kamu mengalami perasaan pernah melakukan kegiatan yang sama persis sebelumnya? Merasakan sebuah kondisi yang sama perisis sebelumnya? Melihat dan mendengar hal yang sama sebelumnya? Hal ini memang terkadang sangat membingungkan karena pada saat itu pula kita tidak mampu mengingat kapan dan dimana pernah melakukan kegiatan tersebut. Hal tersebut seolah-olah ada dalam mimpi namun kenapa bisa benar-benar terjadi. Inilah misteri yang biasa disebut orang dengan Dejavu.
Berdasarkan penelitian, 70% manusia di bumi pernah merasakan déjà vu. Jadi, fenomena psikologis tersebut adalah hal yang sangat wajar dan bukan merupakan suatu kutukan atau karma sebagaimana banyak dipercayai orang. Déjà vu berasal dari bahasa Prancis yang artinya "pernah lihat". Maksudnya, mengalami sesuatu pengalaman yang dirasakan pernah dialami sebelumnya. Di Yunani, fenomena ini disebut dengan paramnesia yang merupakan gabungan kata para artinya adalah "sejajar" dan mnimi artinya "ingatan".

Kenapa déjà vu bisa terjadi?

Pertanyaan yang mundul kemudian adalah mengapa déjà vu bisa terjadi? Jangan dulu berpikiran bahwa ini adalah fenomena alam yang tidak mampu dijelaskan secara ilmiah karena para ilmuan telah menemukan jawaban akan fenomena yang ada dalam alam pikiran manusia tersebut. Déjà vu terjadi karena adanya gelombang yang diantarkan ke dalam otak. Gelombang tersebut tercipta setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia. Gelombang ini lalu diterjemahkan ke dalam bentuk impuls listrik lalu dikirim ke otak dan dibaca. Tapi ada kalanya otak kita memiliki sensitivitas tinggi sehingga gelombang yang dibaca berupa amplitudo dan frekuensi tertentu tergantung dari kualitas otak kita.

Contoh sederhananya suatu waktu kita dalam hati mendendangkan sebuah lagu. Lalu kita menyalakan radio dan di radio sedang dimainkan lagu yang sedang kita pikirkan tadi. Langsung kita berpikir “déjà vu”. Padahal, ini menunjukkan bahwa gelombang radio yang dikirim oleh stasiun pemancar, selain diterima oleh radio kita, juga dibaca oleh otak kita karena sifat otak kita yang super sensitive dalam menerima gelombang listrik itu tadi.Ada lagi teori lain yang menjelaskan bahwa deja vu terjadi ketika sensasi optik yang diterima oleh sebelah mata sampai ke otak (dan dipersepsikan) lebih dulu daripada sensasi yang sama yang diterima oleh sebelah mata yang lain, sehingga menimbulkan perasaan familiar pada sesuatu yang sebenarnya baru pertama kali dilihat. Teori yang dikenal dengan nama “optical pathway delay” ini dipatahkan ketika pada bulan Desember tahun lalu ditemukan bahwa orang butapun bisa mengalami deja vu melalui indra penciuman, pendengaran, dan perabaannya.

Déjà vu dipengaruhi usia

Ada pula yang beranggapan bahwa déjà vu ini adalah sebuah penyakit dalam ingatan sehingga semakin tua umur seseorang maka akan semakin sering pula terjadi déjà vu. Seorang ilmuwan asal Jepang dan juga merupakan seorang neuroscientist MIT , Susumu Tonegawa, melakukan eksperimen terkait fenomena ini pada tikus dengan membandingkan ingatan pribadi (episodik) dengan ingatan baru yang tercatat dalam dentate gyrus. Ia menemukan bahwa tikus yang dentate gyrus-nya tidak berfungsi normal kemudian mengalami kesulitan dalam membedakan dua situasi yang serupa tapi tak sama. Hal ini, tambahnya, dapat menjelaskan mengapa pengalaman akan deja vu meningkat seiring bertambahnya usia atau munculnya penyakit-penyakit degeneratif seperti Alzheimer. Kehilangan atau rusaknya sel-sel pada dentate gyrus akibat kedua hal tersebut membuat kita sulit menentukan apakah sesuatu ‘baru’ atau ‘lama’.

Macam-macam déjà vu

Déjà vu juga terjadi dalam berbagai bentuk ada yang hanya bisa mengingat secara samara-samar, ada yang hanya mengingat lokasi kejadian, dan ada pula yang mengingat hal-hal yang sangat mendetail. Secara garis besar, déjà vu terdiri dari empat jenis yakni:

1. Déjà Vu

Déjà vu jenis ini yang paling banyak terjadi dimana kita pernah merasakan suatu kondisi yang sama sebelumnya dan yakin pernah terjadi di masa yang lampau dan berulang kali. Sering kali pada saat itu individu akan diikuti oleh perasaan takut, rasa familiar yang kuat, dan merasa aneh.

2. Déjà Vécu

Perasaan yang terjadi pada Deja Vecu lebih kuat daripada déjà vu. Deja vecu seseorang akan merasa pernah berada dalam suatu kondisi sebelumnya dengan ingatan yang lebih detail seperti ingat akan suara ataupun bau.

3. Déjà Senti

Déjà Senti adalah fenomena “pernah merasakan” sesuatu. Suatu ketika kamu pernah merasakan sesuatu dan berkata “Oh iya saya ingat!” atau “Oh iya saya tahu!” namun satu dua menit kemudian sadar bahwa sebenarnya kamu tidak pernah berbicara apa pun.

4. Jamais Vu

Jamais Vu (tidak pernah melihat/mengalami) adalah kebalikan dari déjà vu. Kalau déjà vu mengingat hal-hal yang sebenarnya belum pernah dilakukan sebelumnya, Jamais Vu lain lagi. Tipe déjà vu semacam ini justru tiba-tiba kehilangan memorinya dalam mengingat sesuatu hal yang pernah terjadi dalam diri. Hal ini bisa terjadi karena kelelahan otak.

5. Déjà Visité

Déjà vu tipe ini lebih menitikberatkan pada ingatan seseorang akan sebuah tempat yang belum pernah ia datangai sebelumnya tapi merasa pernah merasa berada pada lokasi yang sama. Déjà Visité berkaitan dengan tempat atau geografi..

Jumat, 25 Maret 2011

BUNG KARNO DAN LEGENDA PUSAKA NYA




Ketika bangsa Indonesia sedang berada pada masa perjuangan merebut kemerdekaan dari tangan penjajah Belanda, Bung Karno pernah secara diam - diam beranjangsana dengan Raja Karaton Kasunanan Surakarta pada sekitar tahun 1930-an. Pada saat itu yang menjadi raja adalah SISKS Pakoe Boewana X, dimana di Ndalem Parang Karso (tempat penerimaan tamu negara) beliau menganugerahkan (meminjamkan?) dua buah pusaka Karaton Kasunanan yaitu Kanjeng Kyai Lepet dan Kanjeng Kyai Lawi.

Kanjeng Kyai Lepet berbentuk sebilah pedang yang panjangnya bilahnya sekitar 60 cm, berpamor adeg (pamor garis tegak lurus dari pangkal pedang) berhiaskan 5 buah bolang. Bolang adalah pamor berbentuk setengah lingkaran yang terletak pada sisi tajam pedang. Kanjeng Kyai Lepet ini bertangguh Pakoe Boewana IV (diperkirakan dibuat pada saat Pakoe Boewana IV bertahta)

Pusaka yang satunya, Kanjeng Kyai Lawi juga berbentuk sebilah pedang, dengan ukuran yang lebih pendek. Dengan pamor pulo tirto, tanpa dihiasi bolang, bertangguh Majapahit.

Tidak ada kejelasan bagaimana tuah kedua pusaka tersebut. Yang jelas, banyak sekali Bung Karno dianugerahi pusaka pusaka Keraton, itu baru yang dari keraton di Jawa entah berapa lagi pusaka Bung Karno dari kerajaan - kerajaan di luar Jawa.

Pada masa akhir pemerintahan Bung Karno, kedua pusaka tersebut (Kanjeng Kyai Lepet dan Kanjeng Kyai Lawi) dikembalikan lagi ke Karaton Surakarta.

Apakah pengembalian tersebut berarti Bung Karno menyadari bahwa "Wahyu Kedaton" sudah tidak lagi berada di tangan beliau? Wallahualam bissawab...

(Disarikan dari berbagai sumber)
 

Perawatan BILAH KERIS


Yang dimaksud adalah perawatan teknis. bukan
spiritual.
Pengamatan bilah keris, sebaiknya dilakukan dalam
waktu 2-3 bulan sekali.
Perawatan teknis bilah kens ini dimaksudkan untuk :
(a) Proteksi bilah keris dari kotoran ringan,
(b) Pencegahan timbulnya karat pada bilah keris. Cara Perawatan yang utama adalah pengolesan dengan minyak.
(a) Gunakan minyak hasil industrl {yang sudah leruji kualitasnya). Mlsalnya: minyak mesin jahit Singer atau gun oil,
(b) Jangan menggunakan rrunyak nabati & hewani, buatan tangan. Karena akan mudah menimbutkan amur.
(c) Jangan mengolest tertalu basah. Bilah yang basah minyak secara berfebihan, akan terserap oleh warangka. Akibatnya. warangka jadi ikut berminyak & merusak penampilannya:
(d) Untuk menciptakan aroma "pusaka" minyak industrl tersebut juga bisa diberi campuran minyak cendana, kenanga, dan Iain-Iain.

Apabila bilah keris ternyata dalam keadaan berkarat. harus dilakukan pewarangan.
Mohon hati-hati: pewarangan seharusnya nanya dilakukan bilamana perlu saja,
Bilah keris jangan terlalu sering diwarangi.
Bila terpaksa harus dilakukan pewarangan. paling
cepat setahun sekali. Karena, canan warangan itu
mengerosposkan (korosi) bilah keris.
Dalam melakukan pewarangan, sebaiknya diserahkan
kepadaahlinya,
Simpanlah keris dt tempat yang tidak lembab, atau
terlalu panas
Biasakan menggunakan singep kain yang lembut.
untuk menyelimutr/membungkus keris dalam
warangkanya.

Konsultasi Tosan Aji

MEMANDIKAN PUSAKA


Memandikan pusaka, biasanya hanya dengan air dan kembang seiaman. Sedangkan mewarangi keris. adalah merendam bilah keris dalam larutan kliusus warangan agar pamor muncul. Bilah kerisyangmau diwarangi. pertama-tama harus "dipuUhkan" dulu dengan jalan dibersihkan dan dislkat dengan air jeruk serta sabun (dulu dipakai juga kelerak). Setelah bltah menjadi putih dan bebas karat, barulah Man direndam dalam larutan warangan yang dituang dl blandongan (tempat mewarangi keris dan kayu, atau boleh juga pralon talang). Tentu sa/a, mewarangi ada "Hmu'nya tersendiri, yang hanya dikuasai ofeh ahli mewarangi. Silahkan. percayakan bilah Anda untuk diwarangi oteh ahiinya, Salah-salah, bilah keris Anda malah rusak Jika sembarangan diwarangi. alau terlalu sering diwarangi. Kens cukup diwarangi lima atau sepuluh tahun sekali. bila pertu. Dan jangan lupa bilah keris diminyaki dengan minyak keris, yang biasanya dibumbui aroma pilihan menurut selera pemilik keris.

MENGELUARKAN KERIS DAR1 WARANGKA


Intinya, menghormati benda pusaka. Boleh Anda lakukan boleh tidak. Itulah cara yang biasa dilakukan kaiangan perkerisan, untuk juga menghormat pemilik keris pusaka yang Anda buka. Tentunya, pemilik pun akan tersanjung puia. jika keris miliknya dihormati. Tenlang kenapa mesti ditarik ke sisi kanan tellnga, anggap saja itu sebagai cara yang khas dilakukan oleh kaiangan perkerisan. Seperti halnya militer yang menarik tangan kanannya. dart member) hormat di depan wajah, apabila bertemu sesama militer atau atasannya.

KERIS BISA BERDIRI

Salah satu keistimewaan keris, meski bentuk bilahnya asimetris. la memihki keseimbangan. Salah satu buktinya, bisa diberdirikan di atas warangka meski jika dilihat. posisinya condong. Jadi, kens berdiri bukan karena kerisnya sakti.Itu semata-mata keseimbangan. Memang tidak semua keris bisa diperiakukan seperti itu. apalagi keris-keris yang berharga. Salah-salah. jika terjatuh karena coba-coba diberdirikan malah rusak. Kan sayang.

KENA WARANGAN

Warangan, pada hakikatnya adalah racun. Berbahaya apabila tertusuk atau tergores keris yang sudah diwarangi. Cairan warangan yang pekat, jika Anda pegang, akan memmbulkan kulli gatal-gatal. Warangan memang bersifat korosif, danabrasif. Meski memperindah bilah keris sahingga gurat-gurat pamomya muncul. warangan juga "memakan" bilah. Maka, keris yang terlalu sering diwarangi akan semakin keropos. Warangan yang kering di bilah, tidak begitu membuat kulit gatal. Apalagi kalau sudah diminyaki dengan minyak kens. Minyak keris, juga melindungi bilah terhadap karat.

KEGUNAAN KERIS



Sebagai awal dapat diketahui bah-wa salah satu kegunaan kens untuk ke-lengkapan pakaian tradisional, baik bagl suku bangsa Jawa maupun suku bang-sa lainnya di Indonesia dan beberapa Negara Asia Tenggara. Jaman sekarang ini, keris dipakai terutama pada acara-acara pemikahan.
Keris dalam budaya Jawa dan beberapa suku bangsa Indonesia lainnya, juga dapat berlaku sebagai duta atau utusan pribadi Misalnya seorang utu-san raja baru di anggap resmi bilamana utusan itu membawa keris tertentu dari rajanya. Seiaku utusan pribadlm keris juga dapat mewakill seseoirang pria pada waktu memmang seorang gtadis, dan mewakill dinnya di pelaminan pada saat pemikahan.
Sebagai ikatan kekeluargaan, dalam tradisi Jawa sebllah kens kadang-kadang diberikan oleh seorang mer-tuan kepada menantu leiakmya. Kens yang demikian disebut cunduk ulel atau kancing gelung. Sabenarnya masih banyak lagi fungsl keris dalam budaya dan tradisi kita.

Selasa, 22 Maret 2011

JENIS - JENIS PAMOR MIRING

 pamor miring, laminasi sejajar ke sudut ke permukaan datar dari pisau, jenis ini jauh lebih rumit dan biasanya membutuhkan mahar yang agak mahal. Adapun jenis - jenis pamor miring dapat dilihat dibawah ini...
SILAHKAN BUKA HALAMAN DIBAWAH INI....( copy scip dibawah ini )

http://old.blades.free.fr/keris/introduction/wilah/pamor_miring.htm

Matur Suwun....

Tosan Aji Kalian Detailipun

 nyuwun sewu poro sesepuh mboten saget nampilaken layaripun .scrip meniko panjenengan copy rumiyen trus panjenengan bukak Tab inggal nembe panjenengan Paste lan enter.

http://www.karatonsurakarta.com/keris.html

Kawulo taseh belajar menawi kelintu nyuwun di benerke kalian poro sesepuh seng sampun nyerat blog kawulo meniko .suwun

Senin, 21 Maret 2011

Pengertian Pamor Keris

Pamor adalah roh yang benar dari Keris. Pekerjaan pengelasan pola menunjukkan keterampilan Empu tetapi juga mencirikan kekuatan pisau.

Kata Pamor berarti dalam bahasa Melayu, campuran paduan, dan bahkan pola Pamor diperoleh pengelasan besi tempa bersama dan nikel, dan kemudian asam etsa itu. Kekuatan mistik dari Keris dikatakan berasal dari asal langit karena penggunaan besi meteorit. Namun, diragukan bahwa banyak Keris pisau benar-benar terbuat dari besi meteorit. Jatuhnya hanya sebuah meteorit di Jawa tercatat pada pertengahan abad 18, dekat Prambanan. Karena hampir tidak ada simpanan besi bumi di Jawa, yang paling mungkin sebagian besar pisau dibuat terlebih dahulu dari besi impor. Sulawesi dikatakan telah diekspor besi yang berisi persentase rendah nikel, jenis logam ini disebut Pamor Luwu, dari bagian Timur Sulawesi Tengah. Sementara menggunakan besi nickelous, pandai besi Jawa menemukan mereka bisa mengendalikan desain pola tertentu dengan etsa pisau dan menciptakan kontras antara gelap besi dan nikel cerah.

Meteor Prambanan itu dikatakan mengandung nikel 9,4%, yang membuatnya sangat menarik untuk pandai besi, namun kelangkaan dibatasi penggunaannya untuk bilah kualitas terbaik bagi pemilik kaya.

Kehadiran kolonial membawa, pada akhir abad 19 sumber lain nikel murah dari besi tua: frame sepeda, baling-baling kapal, alat-alat ... Bagian-bagian logam industri terkandung sampai 5 nikel% dan memberikan pamor kontras yang sangat tinggi dengan nikel cerah. Baru-baru ini nikel murni telah digunakan, sehingga baru-baru ini menunjukkan pisau ditempa nikel mengkilap yang sangat seragam.

Sangat menarik untuk dicatat bahwa sebagian besar Sumatera, Semenanjung atau pisau Moro di besi biasa, sedangkan bilah sebagian besar Jawa, Bali dan Sulawesi berada di pamor: pulau-pulau ini kemudian memiliki akses lebih mudah untuk bijih Luwu.




Pamor dapat dibagi:
Menurut teknik tempa:


mlumah pamor, laminasi adalah sejajar dengan permukaan datar dari pisau, itu adalah jenis yang paling umum


pamor miring, laminasi sejajar ke sudut ke permukaan datar dari pisau, jenis ini jauh lebih rumit

Menurut desain pamor, apakah sang empu dikendalikan (rekan) atau tidak menguasai (tiban) desain pamor.

Minggu, 20 Maret 2011

Makna Desain Keris

Pulang Geni




Pulang Geni merupakan salah satu dapur keris yang populer dan banyak dikenal karena memiliki padan nama dengan pusaka Arjuna. Pulang Geni bermakna ratus atau dupa atau juga Kemenyan. Bahwa manusia hidup harus berusaha memiliki nama harum dengan berperilaku yang baik, suka tolong menolong dan mengisi hidupnya dengan hal-hal atau aktivitas yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Manusia harus berkelakuan baik dan selalu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak, tentu namanya akan selalu dikenang walau orang tersebut sudah meninggal. Oleh karena itu, keris dapur Pulang Geni umumnya banyak dimiliki oleh para pahlawan atau pejuang.

Kidang Soka



Kidang Soka memiliki makna "kijang yang berduka". Bahwa hidup manusia akan selalu ada duka, tetapi manusia diingatkan agar tidak terlalu larut dalam duka yang dialaminya. Kehidupan masih terus berjalan dan harus terus dilalui dengan semangat hidup yang tinggi. Keris ini memang memiliki ciri garap sebagaimana keris tangguh Majapahit, tetapi dilihat pada penerapan pamor serta besinya, tidak masuk dikategorikan sebagai keris yang dibuat pada zaman Majapahit. Oleh karena itu, dalam pengistilahan perkerisan dikatakan sebagai keris Putran atau Yasan yang diperkirakan dibuat pada zaman Mataram. Kembang Kacang Pogog semacam ini umumnya disebut Ngirung Buto.

Sabuk Inten



Sabuk Inten merupakan salah satu dapur keris yang melambangkan kemakmuran dan atau kemewahan. Dari aspek filosofi, dapur Sabuk Inten melambangkan kemegahan dan kemewahan yang dimiliki oleh para pemilik modal, pengusaha, atau pedagang pada zaman dahulu. Keris Sabuk Inten ini menjadi terkenal, selain karena legendanya, juga karena adanya cerita silat yang sangat populer berjudul Naga Sasra Sabuk Inten karangan Sabuk Inten karangan S.H. Mintardja pada 1970-an.

Naga Sasra



Naga Sasra adalah salah satu nama dapur "Keris Luk 13" dengan gandik berbentuk kepala naga yang badannya menjulur mengikuti sampai ke hampir pucuk bilah. Salah satu dapur keris yang paling terkenal walau jarang sekali dijumpai adanya keris Naga Sasra Tangguh tua. Umumnya keris dapur Naga Sasra dihiasi dengan kinatah emas sehingga penampilannya terkesan indah dan lebih berwibawa. Keris ini memiliki gaya seperti umumnya keris Mataram Senopaten yang bentuk bilahnya ramping seperti keris Majapahit, tetapi besi dan penerapan pamor serta gaya pada wadidhang-nya menunjukkan ciri Mataram Senopaten.

Sepertinya keris ini berasal dari era Majapahit akhir atau bisa juga awal era Mataram Senopaten (akhir abad ke-15 sampai awal abad ke-16). Keris ini dulunya memiliki kinatah Kamarogan yang karena perjalanan waktu, akhirnya kinatah emas tersebut hilang terkelupas. Tetapi secara keseluruhan, terutama bilah keris ini masih bisa dikatakan utuh. Keris dapur Naga Sasra berarti "ular yang jumlahnya seribu (beribu-ribu)" dan juga dikenal sebagai keris dapur "Sisik Sewu". Dalam budaya Jawa, naga diibaratkan sebagai penjaga. Oleh karena itu, banyak kita temui pada pintu sebuah candi atau hiasan lainnya yang dibuat pada zaman dahulu. Selain penjaga, naga juga diibaratkan memiliki wibawa yang tinggi. Oleh karena itu, keris Naga Sasra memiliki nilai yang lebih tinggi daripada keris lainnya.

Sengkelat

Sengkelat adalah salah satu keris dari jaman Mataram Sultan Agung (awal abad ke-17). Pamor keris sangat rapat, padat, dan halus. Ukuran lebar bilah lebih lebar dari keris Majapahit, tetapi lebih ramping daripada keris Mataram era Sultan Agung pada umumnya. Panjang bilah 38 cm, yang berarti lebih panjang dari Keris Sengkelat Tangguh Mataram Sultan Agung umumnya. Bentuk luknya lebih rengkol dan dalam dari pada keris era Sultan Agung pada umumnya. Ganja yang digunakan adalah Gonjo Wulung (tanpa pamor) dengan bentuk Sirah Cecak runcing dan panjang dengan buntut urang yang nguceng mati, Kembang Kacang Nggelung Wayang. Jalennya pendek dengan Lambe Gajah yang lebih panjang dari Jalen. Sogokan tidak terlalu dalam dengan janur yang tipis tetapi tegas sampai ke pangkal bilah. Warangka keris ini menggunakan gaya Surakarta yang terbuat dari kayu cendana.

Raga Pasung atau Rangga Pasung

Raga Pasung, atau Rangga Pasung, memiliki makna sesuatu yang dijadikan sebagai upeti. Dalam hidup di dunia, sesungguhnya hidup dan diri manusia ini telah diupetikan kepada Tuhan YME. Dalam arti bahwa hidup manusia ini sesungguhnya telah diperuntukkan untuk beribadah, menyembah kepada Tuhan YME. Dan karena itu kita manusia harus ingat bahwa segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini sesungguhnya semu dan kesemuanya adalah milik Tuhan YME.

Bethok BrojolBethok Brojol adalah keris dari tangguh tua juga. Keris semacam ini umumnya ditemui pada tangguh tua seperti Kediri/Singasari atau Majapahit. Dikatakan Bethok Brojol karena bentuknya yang pendek dan sederhana tanpa ricikan kecuali Pijetan sepeti keris dapur Brojol.

Puthut Kembar

Puthut Kembar oleh banyak kalangan awam disebut sebagai Keris Umphyang. Padahal sesungguhnya Umphyang adalah nama seorang empu, bukan nama dapur keris. Juga ada keris dapur Puthut Kembar yang pada bilahnya terdapat rajah dalam aksara Jawa kuno yang tertulis “Umpyang Jimbe”. Ini juga merupakan keris buatan baru, mengingat tidak ada sama sekali dalam sejarah perkerisan di mana sang empu menuliskan namanya pada bilah keris sebagai label atau trade mark dirinya. Ini merupakan kekeliruan yang bisa merusak pemahaman terhadap budaya perkerisan.

Puthut dalam terminologi Jawa bermakna cantrik, atau orang yang membantu atau menjadi murid dari seorang pandita/empu pada zaman dahulu. Bentuk Puthut ini konon berasal dari legenda tentang cantrik atau santri yang diminta untuk menjaga sebilah pusaka oleh sang Pandita, juga diminta untuk terus berdoa dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Bentuk orang menggunakan gelungan di atas kepala, menunjukkan adat menyanggul rambut pada zaman dahulu. Bentuk wajahnya, walau samar, masih terlihat jelas guratannya. Beberapa kalangan menyebutkan bahwa dapur Puthut mulanya dibuat oleh Empu Umpyang yang hidup pada era Pajang awal. Tetapi ini pun masih belum bisa dibuktikan secara ilmiah karena tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah.

Pajang

Ada keris yang bernama Pajang-Majapahit, yang berarti keris buatan Pajang yang dibuat pada era Majapahit akhir. Penamaan keris ini perlu diteliti kembali mengingat perbedaaan zaman antara Kerajaan Majapahit (abad ke-14-15) dengan zaman Kerajaan Pajang (abad ke-17), meski dalam Nagarakretagama yang ditulis pada zaman Majapahit disebutkan adanya wilayah Pajang pada zaman tersebut.

Keris Lurus Semelang



Keris Lurus Semelang dalam bahasa Jawa bermakna "kekhawatiran atau kecemasan terhadap sesuatu". Sedangkan Gandring memiliki arti "setia atau kesetiaan" yang juga bermakna "pengabdian". Dengan demikian, Sumelang Gandring memiliki makna sebagai bentuk dari sebuah kecemasan atas ketidaksetiaan akibat adanya perubahan. Ricikan keris ini antara lain: gandik polos, sogokan satu di bagian depan dan umumnya dangkal dan sempit, serta sraweyan dan tingil. Beberapa kalangan menyebutkan bahwa keris dapur Sumelang Gandring termasuk keris dapur yang langka atau jarang ditemui walau banyak dikenal di masyarakat perkerisan. (Ensiklopedia Keris: 445-446).

Sumelang GandringPusaka ini hilang dari Gedhong Pusaka Keraton. Lalu Raja menugaskan Empu Supo Mandangi untuk mencari kembali pusaka yang hilang tersebut. Dari sinilah berawal tutur mengenai nama Empu Pitrang yang tidak lain juga adalah Empu Supo Mandrangi (Ensiklopedia Keris: 343-345).

Tilam Upih



Tilam Upih dalam terminologi Jawa bermakna tikar yang terbuat dari anyaman daun untuk tidur, diistilahkan untuk menunjukkan ketenteraman keluarga atau rumah tangga. Oleh karena itu, banyak sekali pusaka keluarga yang diberikan secara turun-temurun dalam dapur Tilam Upih. Ini menunjukkan adanya harapan dari para sesepuh keluarga agar anak-cucunya nanti bisa memeroleh ketenteraman dan kesejahteraan dalam hidup berumah tangga.

Sedangkan Pamor ini dinamakan Udan Mas Tiban. Ini karena terlihat dari penerapan pamor yang seperti tidak direncanakan sebelumnya oleh si empu. Berbeda dengan kebanyakan Udan Mas Rekan yang bulatannya sangat rapi dan teratur, Udan Mas Tiban ini bulatannya kurang begitu teratur tetapi masih tersusun dalam pola 2-1-2. Pada 1930-an, yang dimaksud dengan pamor Udan Mas adalah Pamor Udan Mas Tiban yang pembuatannya tidak direncanakan oleh sang empu (bukan pamor rekan). Ini dikarenakan pamor Udan Mas yang rekan dicurigai sebagai pamor buatan (rekan). Tetapi toh juga banyak keris pamor udan mas rekan yang juga merupakan pembawaan dari zaman dahulu.

Oleh banyak kalangan, keris dengan Pamor Udan Mas dianggap memiliki tuah untuk memudahkan pemiliknya mendapatkan rezeki. Dengan rezeki yang cukup,diharapkan seseorang bisa membina rumah tangga dan keluarga lebih baik dan sejahtera. Lar Gang Sir konon merupakan kepanjangan dari Gelar Ageman Siro yang memiliki makna bahwa gelar atau jabatan dan pangkat di dunia ini hanyalah sebuah ageman atau pakaian yang suatu saat tentu akan ditanggalkan. Karena itu jika kita memiliki jabatan/pangkat atau kekayaan, maka janganlah kita sombong dan takabur (ojo dumeh). Jangan mentang-mentang memiliki kekuasaan, pangkat dan jabatan atau kekayaan, maka kita bisa seenaknya sendiri sesuai keinginan kita tanpa memikirkan kepentingan orang lain.

Rabu, 16 Maret 2011

Mau belajar Tangguh Keris Boss

http://goedangdjadoel.com/2009/07/tangguh-keris/

Jumat, 11 Maret 2011

Keris Nogo Rojo



Dipercaya dapat menambah kewibawaan.Suwun...

Tidak Akan Sembarangan Memaharkan Keris

Kami tidak akan memaharkan Keris yang Keris tersebut tidak cocok pada sang peminat. Karena Akan Berpengaruh Jelek pada sang peminat tersebut..Tetapi jika kami liat keris tersebut cocok pada sang peminat , kasiat - kasiat yang bisa kita rasakan akan muncul dengan sangat kuatnya.
contohnya : Menambah rejeki , Kewibawaan , Djunjung Derajat , Memiliki Karisma Tersendiri , Pengasihan , Dll.

Tetapi kasiat - kasiat keris tersebut bukan itu saja contoh kasiat yang tidak bisa kita rasakan : Memberi proteksi dari barang halus , Penangkal Tenun  , Santet , dan Guna - guna lainya.

Rabu, 09 Maret 2011

DAPUR KERIS NUSANTARA

Dapur dalam keris adalah bentuk fisik beserta ricikannya. Dalam dunia perkerisan adalah dapur istilah yang digunakan untuk menyebut nama bentuk atau tipe bilah keris. Dengan menyebut nama dapur keris, orang yang telah paham akan langsung tahu, bentuk keris yang seperti apa yang dimaksud. Misalnya, seseorang mengatakan: "Keris itu berdapur Tilam Upih", maka yang mendengar langsung tahu, bahwa keris yang dimaksud adalah keris lurus, bukan keris yang memakai luk. Lain lagi kalau disebut dapurnya Sabuk Inten, maka itu pasti keris yang berluk sebelas. Dalam pemahaman perkerisan dikenal dapur leres (lurus) dan dapur luk (berluk). Berikut ini nama-nama dapur dalam perkerisan.


Keris Lurus :


1. Betok

2. Brojol

3. Tilam Upih

4. Jalak

5. Panji Anom

6. Jaka Supa

7. Semar Betak

8. Regol

9. Karna Tinanding

10. Kebo Teki

11. Kebo Lajer atau Mahesa Lajer

12. Jalak Ruwuh

13. Sempane Bener

14. Jamang Murub

15. Tumenggung

16. Pantrem

17. Sinom Worawari

18. Condong Campur

19.Kalamisani

20. Pasopati

21. Jalak Dinding

22. Jalak Sumelang Gandring

23. Jalak Ngucup Madu

24. Jalak SanguTumpeng

25. Jalak Ngore

26. Mundarang

27. Yuyu Rumpung

28. Mesem

29. Semar Tinandu

30. Ron Teki

31. Dungkul

32. Kelap Lintah

33. Sujen Anpel

34. Lar Ngatap

35. Mayat Miring

36. Kanda Basuki

37. Putut Kembar

38. Mangkurat

39. Sinom

40. Kala Munyeng

41. Pinarak

42. Tilam Sari

43. Jalak Tilam Sari

44. Wora Warik Tilam Sari

44. Wora Wari

45. Marak

46. Damar Murub

47. Jaka Lola Sepang

48. Sepang

49. Cendrik

50. Cengkrong

51. Naga Tapa

52. Jalak Ngoceh

53. Kala Nadah

54. Balebang

55. Pundhak Sategal

56. Kala Dite

57. Pandan Sarawa

58. Jalak Barong atau Jalak Makara

59. Bango Dolok Leres

60. Singa Barong Leres

61. Kikik

62. Mahesa Kantong

63. Maraseba



Dapur Keris Luk 3 :



1. Jangkung Pacar

2. Jangkung Mangkurat

3. Mahesa Nempuh

4. Mahesa Soka

5. Segara Winotan

6. Jangkung

7. Campur Bawur

8. Tebu Sauyun

9. Bango Dolok

10. Lar Monga

11. Pudhak Sategal Luk 3

12. Singa Barong Luk 3

13. Kikik Luk 3

14. Mayat

15. Wuwung

16. Mahesa Nabrang

17. Anggrek Sumelang Gandring


Dapur Keris Luk 5 :



1. Pandawa

2. Pandawa Cinarita

3. Pulang Geni

4. Anoman

5. Kebo Dengen

6. Pandawa Lare

7. Pudhak Sategal Luk 5

8. Urap – Urap

9. Naga Salira

10. Naga Siluman

11. Bakung

12. Rara Siduwa

13. Kikik Luk 5

14. Kebo Dengen

15. Kala Nadah Luk 5

16. Singa Barong Luk 5

17. Pandawa Ulap

18. Sinarasah

19. Pandawa Pudak Sategal



Dapur Keris Luk 7 :



1. Carubuk

2. Sempana Bungkem

3. Balebang Luk 7

4. Murna Malela

5. Naga Keras

6. Sempana Panjul

7. Jaran Guyang

8. Singa Barong Luk 7

9. Megantara

10. Carita Kasapta

11. Naga Kikik Luk 7



Dapur Keris Luk 9 :



1. Sempana

2. Kidang Soka

3. Carang Soka

4. Kidang Mas

5. Panji Sekar

6. Jurudeh

7. Paniwen

8. Panimbal

9. Sempana Kalentang

10. Jaruman

11. Sabuk Tampar

12. Singa Barong Luk 9

13. Buto Ijo

14. Carita Kanawa Luk 9

15. Kidang Milar

16. Klika Benda



Dapur Keris Luk 11 :



1. Carita

2. Carita Daleman

3. Carita Keprabon

4. Carita Bungkem

5. Carita Gandu

6. Carita Prasaja

7. Carita Genengan

8. Sabuk Tali

9. Jaka Wuru

10. Balebang Luk 11

11. Sempana Luk 11

12. Santan

13. Singa Barong Luk 11

14. Naga Siluman Luk 11

15. Sabuk Inten

16. Jaka Rumeksa




Dapur Keris Luk 13 :


1. Sengkelat

2. Parung Sari

3. Caluring

4. Johan Mangan Kala

5. Kantar

6. Sepokal

7. Lo Gandu

8. Nagasasra

9. Singa Barong Luk 13

10. Carita Luk 13

11. Naga Siluman Luk 13

12. Mangkunegoro

13. Bima Kurdo Luk 13

14. Kalawelang Luk 13


Dapur Keris Luk 15 :

1. Carang Buntala

2. Sedet

3. Raga Wilah

4. Raga Pasung

5. Mahesa Nabrang

6. Carita Buntala Luk 15


Dapur Keris Luk 17 :


1. Carita Kalentang

2. Sepokal Luk 17

3. Kancingan

4. Ngamper Buta



Dapur Keris Luk 19

:


1. Trimurda

2. Karacan

3. Bima Kurda Luk 19



Dapur Keris Luk 21 :


1. Kala Tinanding

2. Trisirah

3. Drajid


Dapur Keris Luk 25

1. Bima Kurda Luk 25


Dapur Keris Luk 27

1. Taga Wirun


Dapur Keris Luk 29

1. Kala Wendu Luk 29


Penamaan Dapur Keris Di Bali :


1. Ranggasemi

2. Jaka Wijaya

3. Rangga Perwangsa

4. Demang Drawalika

5. Parung Carita

6. Parung Sari



Dapur Keris Luk 3 : Jangkung Maelo

Dapur Keris Luk 5 : Tangan

Dapur Keris Luk 7 : Palang Soka

Dapur Keris Luk 9 : Rang Suting

Dapur Keris Luk 11 : Lawat Nyuk

Dapur Keris Luk 13 : Lawat Buah

Dapur Keris Luk 15 : Jeruji

Selasa, 08 Maret 2011

Keris 

Dimasa lalu, setiap pria Jawa terutama bangsawan dan priyayi, pada saat menjalankan tugasnya sehari-hari, selalu mengenakan busana tradisional lengkap dengan sebilah keris dipinggangnya. Setiap priyayi paling tidak memiliki dua buah, satu untuk dipakai harian, sedangkan yang lain untuk upacara resmi dan upacara di karaton. Tentu saja, keris yang kedua mempunyai kualitas dan penampilan yang lebih bagus.

Dizaman kuno, keris dipergunakan sebagai senjata untuk berperang ataupun untuk bertarung satu lawan satu. Pada saat ini, fungsi keris adalah untuk pelengkap busana tradisional. Namun demikian, keris tetap dihargai, diperlakukan dengan baik. Orang tradisional menghargai keris sebagai pusaka yang berharga dan barang seni yang bernilai tinggi. Keris dinilai berkualitas tinggi, kalau mempunyai penampilan fisik yang anggun dan punya daya spiritual yang bagus.



Orang Yang Sempurna

Menurut penilaian tradisional Jawa, seseorang telah dianggap sempurna kalau dia telah mempunyai lima hal, yaitu: Wismo, Wanito, Kukilo, Turonggo dan Curigo/Keris. Penjelasan singkatnya sebagai berikut :
Wismo artinya rumah. Orang yang telah mempunyai rumah tentunya penghasilannya cukup dan hidupnya mapan.
Wanito. Orang yang telah kawin dan punya istri ( demikian pula tentunya seorang wanita yang telah menikah), artinya telah memilih jalan hidup yang benar dan bertanggung jawab.
Kukilo artinya burung. Penjelasan filosofisnya adalah : nyanyian burung itu merdu bagai music atau alunan gamelan. Mendengar suara lembut, orang merasa tenang, enak, bahagia. Alangkah indahnya, bila seorang ayah,kepala keluarga berbicara dengan suara lembut ,itu tentu sangat menenangkan dan menyenangkan seluruh keluarga.
Turonggo artinya kuda. Kuda adalah alat trransportasi yang praktis dimasa lalu. Dia bisa dipakai menarik andong ataupun bisa ditunganggi untuk bepergian. Dalam hal ini, orang hendaknya memiliki kendaraan kehidupan ( mempunyai jalan hidup) yang bisa dengan baik dikendalikan supaya hidupnya mapan.
Curigo atau Keris. Kris itu tajam ujungnya. Ini melambangkan ketajaman pikir. Adalah sangat penting orang punya pikiran yang tajam dengan wawasan yang luas. Itu adalah urutan dimasa dulu. Kini, ada yang menyatakan bahwa urutan pertamanya adalah keris dengan alasan : otak yang cemerlang, intelligentsia adalah paling penting.



Warongko dan Wilah

Secara umum, sebuah keris mempunyai dua bagian penting, yaitu warongko/sarung dan wilah atau bilah keris.

Warongko adalah pakaian untuk melindungi bilah. Sejak dulu ada dua macam bentuk warongko, yaitu Branggah atau Ladrang dan Gayaman.


Branggah dikenakan pada waktu upacara resmi dan kebesaran, sedangkan Gayaman untuk dipakai harian.
Selain itu ada dua macam gaya warongko yaitu Gaya Ngayogyokarto dan Surokarto.

Sebuah keris dari kualitas tinggi, punya penampilan yang bagus. Bagian luar keris terdiri dari (dari atas kebawah): Ukiran/pegangan; Mendhak/cincin; Warongko/sarung dari kayu yang langsung membungkus bilah keris dan Pendhok/ sarung atau pembungkus warongko yang terbuat dari bahan metal yang diukir. Supaya “pakaian luar” dari bilah keris bagus dan menarik, diperlukan bantuan seniman yang mumpuni dan ahli dalam bidangnya.

Sebuah keris yang bagus, klasik, hanya bisa dibuat oleh seorang Empu Keris, yang memang ahli dan berpengalaman dalam bidang pembuatan keris.

Keris yang bagus juga memerlukan materi yang bagus ,berupa : besi, nikel dan baja yang bermutu. Kadang-kadang batu meteor yang mengandung titanium juga dipergunakan untuk menciptakan pamor yang indah yang muncul dibilah keris.


Seni Tempa

Bilah keris dibuat dengan cara ditempa ditungku milik empu, dengan suara yang bertalu-talu memukuli campuran besi, nikel dan baja dengan percikan-percikan api merah menyala tersebar diruangan tempa.

Di Besalen, tempat penempaan keris, diruang perapian telah disiapkan bahan-bahan baku untuk keris berupa 5 kg lempengan besi yang berukuran kira-kira lebar 4 cm, tebal 2 cm, panjang 15 cm; 50 gram nikel dan 0,5 kg baja. Tiga komponen itu dicampur dengan jalan ditempa dan dibakar. Besi dipanaskan, ditempa berulang-ulang. Nikel diselipkan antara lempengan besi, dipanaskan membara sampai ukuran panjang tertentu, lalu dilipat dua dan ditempa. Proses ini dilaksanakan berulang-ulang sampai mencapai lipatan yang dikehendaki, tergantung kepada bentuk tampilan dari keris yang dikehendaki. Penempaan haruslah dilakukan dengan sangat hati-hati dan jeli supaya muncul pamor bagus yang diinginkan dibilah keris.

Sesudah itu, lempengan baja dengan besi dan nikel yang telah ditempa, dipanaskan lagi sampai membara dan ditempa lagi untuk menguatkan bilah keris. Bilah keris dibentuk sesuai kehendak, bisa dibuat Keris Lurus atau Keris Luk, dengan bengkokan. Jadi pembuatan keris sesuai dengan blueprintnya dengan menggunakan pelbagai alat pertukangan. Supaya bisa memunculkan pamor yang indah, selain nikel diperlukan batu meteor sebagai tambahan. Pencampuran metal berlapis-lapis dan penempaan adalah teknik yang diterapkan untuk menghasilkan bilah keris yang kecil, kuat, tipis.


Pada tahap finishing, bilah keris di-sepuhi, yaitu dipanaskan tetapi tidak sampai membara kemudian disepuh supaya kuat, awet dan bagus . Keris dicelupkan kedalam ember yang berisi air kelapa atau cairan campuran dari sulfur, jus jeruk dan garam. Keris sudah siap dan beratnya kira-kira 0,4 kg saja!

Pada saat ini untuk membuat sebuah keris yang bagus dan berkualitas klasik, diperlukan : 100 kg arang jati, dan dikerjakan selama 40 hari atau bahkan lebih untuk jenis keris yang lebih rumit. Sang Empu biasanya dibantu oleh dua orang pembantu untuk penempaan.


Peran Empu Keris

Dizaman kuno , masyarakat tradisional sangat menghormati empu keris. Setiap kerajaan tentu punya empu-empu keris andalannya. Para empu membuat keris atas pesanan dari raja, pangeran dan petinggi istana. Tentu saja ada empu yang menerima pesanan dari priyayi kecil, prajurit, guru, seniman, petani, pedagang dan berbagai orang yang bekerja dibermacam bidang.

Pada masa lalu, setiap orang hanya menyimpan keris yang khusus dibuat untuknya oleh seorang empu keris. Itu prinsip utamanya.

Kedua, pejabat istana mengenakan keris jabatan yang dipinjamkan oleh raja . Pejabat-pejabat yang mendapatkan pinjaman “Keris Jabatan” biasanya adalah Patih, Menteri, Hulubalang, Adipati, Bupati dlsb. Mereka boleh menyimpan keris –keris tersebut selama masih menjabat.

Ketiga, seseorang yang menerima hadiah keris dari raja atau atasannya.

Keempat, anak yang menerima keris dari ayahnya. Dulu ada kebiasaan, seorang ayah memberikan keris kepada putra-putranya telah dewasa. Juga menantu laki-laki yang menerima keris dari mertuanya. Dia boleh menyimpan keris tersebut selama dia masih menjadi menantu, tetapi kalau dia cerai dengan istrinya, kerisnya harus dikembalikan.

Secara prinsip, untuk masyarakat tradisional, keris merupakan milik pribadi, karena keris dibuat untuk pemiliknya dengan bantuan seorang Empu Keris dan keris tersebut mengandung harapan pemilik supaya mempunyai kehidupan yang berhasil lahir batin.

Kehendak pribadi yang merasuk kedalam keris tersebut akan berlaku selamanya dan itu merupakan enerji yang kuat untuk selalu menjaga dan membantu pemiliknya demi mencapai cita-citanya.

Oleh karena itu, dimasa kuno tidak ada perdagangan keris, karena setiap keris hanya melayani tuannya,pemiliknya. Dalam perkembangan ada jual beli keris. Ketika membeli keris, selain bentuk dan pamor yang diperhatikan, yang paling penting untuk dideteksi adalah enerji spiritual atau tuah keris yang merupakan tugas utama yang asli dari keris itu. Anda harus memilih keris yang “kehendak spiritualnya” sesuai dengan kehendak anda. Supaya anda dan keris tersebut mempunyai hubungan yang harmonis. Anda menyenangi keris tersebut, memperlakukannya dengan patut, sehingga keris juga merasa aman dan tenang ditangan anda dan , mestinya si keris akan melayani tuan barunya dengan sepenuh hati.
Keris atau “isi” keris bisa diajak berdialog, disebut “nayuh” dalam bahasa Jawa.Seandainya, anda belum bisa menayuh keris, jangan ragu untuk meminta bantuan seorang ahli menayuh keris.

Ada istilah halus yang dipakai dalam perdagangan keris, bila anda mau membeli keris, anda tidak menanya: “Berapa harga keris ini?” Tetapi anda harus mengatakan : “Berapa” Mas Kawin” keris ini?”, seolah anda melamar untuk memiliki keris itu.

Setiap kali seorang empu membuat keris, sesuai dengan tata cara baku, dia harus terlebih dahulu mempersiapkan diri secara batin. Dia harus membersihkan jiwa raganya, lahir batin dengan cara berpuasa, mengurangi tidur dan tidur sebentar sesudah tengah malam, berhari-hari melakukan meditasi. Dia dengan khusuk memohon kepada Gusti, Tuhan untuk membuat keris yang bagus dan cocok untuk pemesannya.

Sang Empu juga memohon supaya selama proses pembuatan segalanya berjalan lancar, aman; dia, para pembantunya dan si pemesan supaya selamat dan supaya dia diberi berkah untuk berhasil membuat keris sesuai dengan permintaan pelanggannya. Dia juga akan memohon restu dari gurunya atau almarhum gurunya dalam meditasinya.

Sesudah yakin bahwa dia telah mendapatkan berkah Ilahi, dia juga akan meminta supaya si pemesan juga melakukan tirakatan dengan membersihkan jiwa raganya lahir batin dan berdoa kepada Gusti, Tuhan supaya diperkenankan untuk mempunyai keris baru yang bagus dan cocok. Bila perlu dia juga harus berpuasa untuk beberapa hari. Yang paling penting, selama proses pembuatan keris, dia harus mempunyai pikiran dan hati yang bersih. Empu akan mencatat nama lengkapnya, pekerjaannya, hari, tanggal, bulan dan tahun kelahirannya, bentuk /dapur keris dan pamor keris yang diminta dan tentu saja harapan akan mission kerisnya.

Data tersebut akan dipergunakan oleh Empu untuk mulai pembuatan keris, supaya bisa dibuat keris yang berkualitas. Seperti dalam adat, sesaji tradisional diadakan dan ditaruh dalam besalen dengan tujuan positif untuk mendapatkan berkah dan perlindungan Gusti, Tuhan selama berlangsungnya proses pembuatan keris.

Keris apa yang akan dibuat dan apa misi dari keris tersebut, itu tentu disesuaikan dari pekerjaan si pemesan. Semua orang tentu mempunyai kemauan yang baik, tetapi setiap profesi tentu mempunyai ke-khasan masing-masing.Misalnya ada berbagai profesi seperti : raja, pejabat tinggi Negara, birokrat, prajurit, saudagar, petani, executive, diplomat, guru, satpam, dll. Sehingga, kiranya mudah dimengerti bahwa sebuah keris yang bagus untuk seorang pedagang, belum tentu cocok dipakai oleh pegawai negeri sipil.

Selain enerji spiritual asli yang diciptakan selama proses pembuatan keris, ada pula keris yang “diisi” oleh mahluk halus yang disebut qodam untuk membantu melindungi atau menolong pemilik keris.



Sifat Fisik Keris

Keris Lurus dan Keris Luk

Ada Keris Lurus dan Keris Luk. Ada berbagai macam Keris Luk seperti Keris Luk 3, artinya keris dengan belok 3, ada Keris Luk 5, Keris Luk 7, Keris Luk 9 dll.

Keris Lurus dan Keris Luk mempunyai arti simbolis.

Keris Lurus melambangkan kepercayaan diri dan mental yang kuat.

Keris Luk 3 melambangkan keberhasilan cita-cita.

Keris Luk 5 melambangkan : dicintai oleh banyak orang.

Keris Luk 7 melambangkan kewibawaan.

Keris Luk 9 melambangkan kewibawaan, kharisme dan kepempiminan.

Keris Luk 11 melambangkan kemampuan untuk mencapai pangkat tinggi.

Keris Luk 13 melambangkan : kehidupan stabil dan tenang.



Dapur Keris

Dapur atau bentuk khusus keris ditunjukkan oleh kombinasi dari bagian-bagian keris dan luk dari keris. Dapur-dapur keris diciptakan oleh raja-raja Jawa.

Di masa kuno, sudah ada 19 macam dapur keris seperti Sempana, Tilam Upih, Jalak Dhindhing, Kebo Lajer dll, ciptaan para raja kuno dengan empu-empu terkenal, seperti :

Sri Maharaja Dewa Buddha dari Kerajaan Medhangkamulan di Gunung Gede, Jawa Barat ditahun Saka 142. Empu Ramayadi.

Sang Raja Balya dari Kerajaan Medhangsiwanda, Madiun, Jawa Timur ditahun Saka 238. Empu Sakadi.

Raja Berawa dari Kerajaan Medhangsiwanda, di sebelah utara Gunung Lawu, Grobogan, Jawa Tengah. Empu Sukasadi.

Raja Buddhawana dari Kerajaan Medhangsiwanda di tahun Saka 216. Empu Bramakedhali.

Prabu Buddha Kresna dari Kerajaan Medhangkamulan di tahun Saka 246. Empu Saptagati.

Prabu Sri Kala dan Watugunung dari Kerajaan Purwocarito di tahun Saka 412. Empu Sunggata dan Janggito.

Raja Basupati di Wiroto, Purwocarito di tahun Saka 422. Empu Dewayasa.

Raja Drestarata di Astinapura, Purwocarito, di tahun Saka 725. Empu Mayang.

Pada tahun Saka 748, terjadi perang Baratayuda versi Jawa. Perang hebat itu menghancurkan segalanya termasuk musnahnya semua senjata keris dan tombak dll. Memakan waktu satu abad untuk kerajaan-kerajaan baru memerintahkan para empu untuk membuat keris dengan dapur yang sudah ada dan bahkan ditambah lahirnya dapur-dapur baru.

Raja Gendrayana dari Mamenang, Jawa Timur. Di tahun Saka 827 mencipta dapur Pandawa, Karna Tinandhing dan Bima Kurda. Empu Yamadi.

Raja Citrasoma dari Pengging, Jawa tengah, di tahun Saka 941 mencipta dapur Rara Sadewa dan Megantara. Empu Gandawisesa.

Raja Banjarsekar dari Pejajaran, Jawa Barat. Ditahun Saka 1186 mencipta dapur Parungsari, Tilamsekar dan Tilamupih. Empu Andaya.

Raja Siyung Wanara dari Pejajaran, Jawa barat. Ditahun 1284 Saka mencipta dapur Jangkung dan Pandawa Cinarita. Empu : Marcukandha, Macan dan Kuwung.

Raja Brawijaya V, ratu terakhir Kerajaan Majapahit, Jawa Timur. Ditahun Saka 1380 mencipta dapur Nagasasra, Sabukinten, Anoman dll. Empu Dhomas.

Dimasa Raja Shah Alam Akbar ( Raden Patah), ratu pertama Demak, Jawa Tengah, beberapa wali dari Walisongo yaitu Sunan Bonang mencipta dapur Sengkelat. Empu Suro, ditahun Saka 1429. Sunan Kalijaga mencipta dapur Kidangsoka dan Balebang. Empu Jakasuro.

Sejak saat itu, tidak ada dapur baru yang diciptakan. Para empu penerus hanya melanjutkan pembuatan keris dengan dapur-dapur sebelumnya yang jumlah seluruhnya ada 120 dapur. Setiap dapur mempunyai arti simbolis yang berbeda.

Sempana artinya mimpi, maksudnya terimalah pengetahuan atau ajaran itu secara bijak.

Tilam Upih adalah untuk mengingatkan : Sebaiknya anda memperlakukan orang lain seperti anda memperlakukan istri anda, artinya dengan baik dan penuh perhatian. Demikian juga perlakuan anda terhadap keris anda, seyogyanya seperti perlakuan kepada istri .

Karno Tinanding . Ini mengingatkan supaya setiap saat orang itu terus belajar untuk menambah ilmu dan ketrampilannya. Didunia ini harus siap berlomba untuk menambah kepandaian. Itulah makna kehidupan, tidak ada yang kalah.

Sabuk Inten adalah permata sangat indah. Untuk menjadi orang yang mulia dan dihormati, anda harus punya budi pekerti luhur, tata krama dan tata susila.

Pandawa Cinarita supaya panca indera tenang dan terkendali baik, anda harus sabar, menyukuri apa yang telah anda dapatkan selama ini.

Jangkung artinya tinggi semampai, maksudnya anda dilindungi dengan baik.


Para Empu Kondang zaman kuno

Pejajaran, Jawa Barat :

Empu Windusarpa; Empu Sanggabumi lalu pindah ke Sumatra dan menciptakan pedang Minangkabau yang kuat dan bagus.

Empu Nimbok Sombro, wanita cantik, buah karyanya yang berupa keris juga indah dan sangat dicari oleh para kolektor.


Majapahit, Jawa Timur :

Empu Supomadrangi, dikenal sebagai Empu Supo atau Empu Jakasuro 1. Raja Brawijaya sangat menyenangi keris-keris buatannya. Oleh Raja, dia diberi pangkat tinggi dan gelar kebangsawanan dengan nama Pangeran Sendhang Sedayu dan dikawinkan dengan adik raja, selain itu diberi tanah perdikan Sedayu di Jawa Timur.

Empu Supo punya nama yang melegenda dalam bidang perkerisan, orang percaya bahwa dia telah membuat keris dengan tangan telanjang diatas laut. Oleh karena itu dia dijuluki dengan nama Empu Rambang, artinya orang yang bisa membuat keris diatas air.

Empu Supogati, saudara Empu Suro; Empu Jakasuro, anaknya; Empu Wangsa yang mukim di Tembayat; Empu Gedhe yang tinggal di Banyumas, Jawa Tengah.

Semua empu yang bekerja untuk Majapahit disebut Empu Dhomas yang terdiri dari 800 empu dari seluruh penjuru tanah air.


Tuban, Jawa Timur :

Banyak empu Tuban yang adalah pindahan dari Pejajaran, diantaranya lima orang anak Empu Kuwung, yaitu : Empu Rara Sembaga; Empu Bekeljati; Empu Suratman; Empu Paneti; Empu Salaeta. Empu lokal yang terkenal adalah Joko Kajal.


Blambangan, Jawa Timur :

Empu Surowiseso; Empu Kalunglungan; Empu Mlayagati; Empu Cakrabirawa dll.


Madura :

Empu Keleng atau Empu Kasa, ketika di Pejajaran namanya Empu Wanabaya;

Empu Macan, putra dari Empu Pangeran Sedayu, cucunya Brawijaya.


Ketika mukim di Pajang namanya adalah Empu Umyang, lalu pindah ke Madiun dengan nama Empu Tundhung Madiun; Empu Palu, anak Empu Kasa dan Empu Gedhe, anak Empu Palu.


Demak, Jawa Tengah :

Empu Purwosari; Empu Purwotanu; Empu Subur; Empu Jakasupo II.


Pajang, Jawa Tengah :

Empu Cublak; Empu Umyang atau Empu Jakasupo II atau Empu Tundhung Madiun. Sewaktu mukim di Mataram, dia ditunjuk untuk mengepalai 800 orang empu. Untuk pengabdiannya, dia di-anugerahi kedudukan kebangsawanan dengan nama Pangeran Sendhang.

Empu-empu yang lain : Empu Wanagati; Empu Surawangsa; Empu Jakaputut dan Empu Pengasih.


Palembang :

Empu Supo Lembang, keturunan Empu Sedhah.


Mataram, Jogjakarta :

Semasa pemerintahan Sultan Agung, Kerajaan Mataram mempunyai 8oo empu dari seluruh penjuru tanah air. Para empu tersebut diperintahkan untuk membuat senjata termasuk keris dan tombak yang bagus dan kuat untuk dipergunakan para prajuritr menyerang benteng Belanda VOC di Batavia, Jakarta.

Setiap 100 empu dipimpin seorang mantri. Nama ke-delapan mantri tersebut adalah : Empu Tepas dari Semarang; Empu Mayi dari Karang; Empu Legi dari Majapahit; Empu Gedhe dari Pajang; Empu Luwing dari Madura; Empu Guling; Empu Ancer dari Kalianjir dan Empu Salaeta dari Tuban.

Pimpinan ke delapan mantri adalah Empu Ki Nom atau Pangeran Sendhang. Dia juga disebut Empu Galeng karena dengan tangan kosong mampu membuat keris di-galengan sawah.

Empu-empu Mataram yang lain adalah : Empu Lanang; Empu Suro; Empu Setratoya; Empu Setrakiting; Empu Lujuguna; Empu Setranaya dll.


Kartosuro, Jawa Tengah :

Empu Setranaya III; Empu Sendhangwarih; Empu Taruwangsa;Empu Japan; Empu Braja; Empu Sendhag Koripan dll.


Surakarta, Jawa Tengah :

Empu Brajaguna II; Empu Brajaguna III; Empu Singawijaya. Semasa Raja Paku Buwono X, empunya antara lain: Empu Japan dan Empu Jayasukadgo.


Jogjakarta :

Di Jogja ada banyak empu yang tinggal dibeberapa wilayah Jogja seperti di Kajar, Bener, Imogiri, Ngentha-Entha. Semasa pemerintahan Raja Hamengku Buwono V, salah satu empunya adalah Wangsawijaya yang mendapat pangkat tinggi dengan nama Tumenggung Jayanegara.

Kepala Empu ( Jejeneng dalam bahasa dan istilah Jawa) dimasa Hamengku Buwono V adalah Tumenggung Riyokusumo.

Empu Supowinangun adalah empu semasa Raja Hamengku Buwono VIII yang banyak membuat keris untuk Patih Danurejo VII. Empu lainnya adalah : Empu Lurah Prawiradahana; Empu Bekel Tarunadahana; Empu Jayangpenglaras.

Kepala empu/ Jejeneng empu disaat Hamengku Buwono VIII adalah Empu Wedono Prawirodipuro.


Pakualaman, Jogjakarta :

Empu Ngabehi Kartocurigo 1; Empu Karyocurigo II; Empu Ngabehi Karyodikromo; Empu Mas Saptotaruno dan Empu Joyokaryo.


Tangguh


Tangguh keris adalah perkiraan waktu pembuatan sebuah keris. Ini biasanya diamati dari bentuk keris, pamornya, material yang dipakai. Nama-nama tangguh dihubungkan dengan nama-nama kerajaan kuno seperti :

Tangguh Kahuripan, Jawa Timur dari abad XI.

Tangguh Singasari, Jawa Timur dari abad XII.

Tangguh Pejajaran, Jawa Barat dari abad XIII.

Tangguh Majapahit, jawa Timur dari abad XIV.

Tangguh Blambangan, Jawa Timur dari abad XIV.

Tangguh Sedayu, Jawa Timur, dari abad XIV.

Tangguh Tuban, Jawa Timur, dari abad XIV.

Tangguh Madura, jawa Timur, dari abad XIV.

Tangguh Demak, Jawa Tengah, dari abad XV.

Tangguh Pajang, Jawa Tengah, dari abad XVI.

Tangguh Mataram, Jogjakarta, semasa Panembahan Senopati dan Sultan Agung, dari abad XVI dan XVII.

Tangguh Kartosuro, Mataram, Jawa Tengah, sejak Raja Amangkurat II dari 1680 – 1743.

Tangguh Surakarta, Jawa Tengah, sejak masa Sunan Paku Buwono II, tahun 1743.

Tangguh Jogjakarta, sejak Sultan Hamengku Buwono 1, tahun 1755.


Pamor

Untuk pencinta keris, pamor yang ada dibilah keris adalah bunga dari keris bahkan jiwa dari keris tersebut. Pamor membuat keris bercahaya lebih menarik dan bernilai lebih. Pamor muncul sebagai akibat penempaan canggih dari besi dengan nikel atau batu meteor, ini bukannya ukiran.

Para empu keris mewarisi seni canggih penempaan keris dari para empu sepuh zaman kuno, sejak sekian ratus tahun yang lalu. Dipakai juga batu meteor untuk mempercantik pamor.

Ada beberapa jenis pamor. Bila anda berminat untuk mulai memiliki keris, berhati-hatilah. Pilihlah keris dengan pamor yang membuat hidup anda nyaman, hindari untuk mengkoleksi keris dengan pamor yang jelek perlambangnya.


Pamor Kulbuntet . Pamor ini dimaksudkan untuk melindungi pemilik keris dari segala macam serangan, supaya selamat.

Pamor Batulapak. Member keselamatan dan keberuntungan. Pemilik disenangi banyak orang.

Pamor Udan Mas. Pembawa rejeki dan kekayaan.

Pamor Kancingkulino. Menyebabkan pemiliknya bisa mencapai pangkat tinggi dan keberuntungan.

Pamor Purnamandadari. Pembawa kemakmuran dan pikiran jernih. Ini cocok untuk executive, diplomat dll.

Pamor Satriyo Pinayungan. Pemilik kuat memangku jabatan tinggi, makmur dan disenangi banyak orang.

Pamor Bawaretno atau Pamor Alif untuk menjadi pemimpin yang cakap, mrantasi gawe ( mampu menyelesaikan semua persoalan dan berhasil dalam bekerja) dan ber martabat.

Pamor Pancuran Mas, supaya terus dapat rejeki.

Pamor Tunggak Semi. Pemilik dan keturunannya hidup makmur.

Pamor Likas. Simbul kemakmuran untuk pedagang, petani, peternak. Selalu selamat dan punya banyak teman.

Pamor Ngurutan untuk menolak serangan halus jahat, racun, dan semua kekuatan hitam. Pemilik selamat, punya pekerjaan dan posisi bagus.

Pamor Dewangkoro. Ini cocok untuk prajurit, melindungi dari tembakan peluru, senjata tajam dan musuh jahat.

Pamor Mustar. Melindungi dari segala macam serangan, melindungi rumah dari kebakaran, untuk mendinginkan orang yang sedang marah.

Pamor Rotomo. Membantu menemukan kembali barang hilang. Bagus untuk pencari ikan, hasil tangkapannya banyak; petani akan panen buah banyak.

Pamor Jeng Isi Donya. Ini melambangkan kekayaan dan kemampuan mengelola. Pedagang akan banyak untung dan disenangi orang banyak.

Pamor Lintang Kemukus. Bagus untuk kelancaran komunikasi, hubungan. Akan dengan cepat menerima berita, mengetahui sesuatu secara otomatis, juga dalam bidang spiritual.

Pamor yang sebaiknya dihindari :

Ada beberapa pamor keris, menurut pengalaman mempunyai pengaruh yang kurang baik bagi pemilik keris, antara lain :
Pamor Manerakung. Ini pamor jelek, pemilik bisa cilaka.

Pamor Buto Ijo. Jelek, senjata makan tuan, bikin pemilik susah.

Pamor Lulut. Bikin pemiliknya sakit-sakitan.
Pamor lain yang tidak baik diantaranya : Gedah, Pasiyungan, Sengkolo, Ngangsar, Buntel Mayit, Kudhung Mayit, Nerjang Landep, Pegat Waja, Pedhot, Belah Pucuk dll.


Tata cara mengenakan keris

Keris adalah pelengkap busana pria tradisional pada masa kini dan dipakainya disebelah belakang pinggang. Oleh karena itu, dalam bahasa Jawa juga disebut “wangkingan” artinya tempatnya dibelakang. Tentu saja cara memakainya yang pantas.


Keris dalam bahasa halus/kromo inggil disebut “ Dhuwung” artinya lumayan.

Keris juga diartikan sebagai rahasia yang harus disimpan.Sebagai orang dewasa, orang tua ( tua sikap dan jalan pikirnya, bukan hanya tua umurnya), manusia seharusnya mengerti rahasia kehidupan dengan jalan belajar ilmu sejati atau kebatinan. Ada pepatah Jawa : “Curigo manjing warongko” artinya : Bersatunya keris dengan warongko/ sarungnya.
Dari sudut pandang spiritual/kebatinan, itu berarti : Manunggalnya Sang Pencipta dan ciptaannya, Manunggaling Kawulo Gusti dalam bahasa Jawa. Dalam bahasa sehari-hari bilah keris harus berada didalam warongko.


Harga sebuah keris

Setelah kita mengetahui betapa sulitnya membuat sebuah keris klasik ciptaan seorang Empu, kita mengerti kenapa harganya relatif tidak murah. Itu semua disesuaikan dengan pengalaman, penghargaan dari laku tirakatnya dan harga-harga material dan beaya operasional yang dikeluarkan selama 40 hari hanya untuk membuat sebuah keris klasik yang bermutu. Pada saat ini harga sebuah keris klasik ciptaan Empu berkisar antara Rp.10 juta sampai dengan Rp.50 juta, tergantung dari kualitasnya.

Harganya akan jauh lebih mahal kalau bilah keris dilapis dan dipercantik dengan lapisan emas. Terkadang sampai 100 gram emas dipakai.

Ongkos untuk mempercantik penampilan keris juga mahal. Harganya akan lebih mahal lagi kalau warongko/sarung keris juga dari materi yang mahal.

Itulah harga untuk sebuah karya klasik seorang Empu Keris masa kini.

Pada masa kini, hanya ada beberapa empu keris tradisional Seorang empu tradisional, dia hanya mampu membuat 6 atau 7 keris per tahun. Biasanya, mereka itu sudah fully booked. Sehingga bila anda ingin memesan membuat keris kepada empu, harus bersabar menunggu antrian sampai satu atau dua tahun.

Karena permintaan pasar yang cukup tinggi untuk keris, ada sejumlah pembuat keris ( yang tidak masuk kategori Empu), mereka mampu menempa lebih cepat.

Diperlukan kira-kira satu minggu untuk memproduksi sebuah keris. Dibeberapa tempat di Jawa, ada tempat-tempat penempaan dan pembuatan keris dengan produksi masal. Keris-keris itu memenuhi pasar. Kerisnya tidak jelek, sedang kualitasnya. Secara popular, keris semacam ini disebut “keris untuk souvenir”. Dan harganya tentu saja jauh lebih murah dari bikinan Empu.


Empu Keris masa kini

Diantara empu keris masa kini, yang kondang adalah Empu Sungkowo Harumbrojo, putra dari almarhum Empu Djeno Harumbrojo dari desa Gatak, Moyudan, Sleman, Jogjakarta.Klasnya sebagai empu keris didapat dari pengalaman berkarya mengikuti ayahandanya selama lebih dari 30 tahun. Empu Sungkowo masih tetap melestarikan cara tradisional dalam membuat keris, lengkap dengan sesaji dan laku tirakat.

Empu Harumbrojo adalah masih keturunandari Empu Supodriyo dari kerajaan Majapahit abad XIV. Keris bikinan Harumbrojo sangatlah dicari oleh para penggemar dan kolektor keris dari Indonesia dan juga dari mancanegara seperti dari negeri –negeri Asia, Perancis, Belanda dan Eropah lainnya ,juga dari Amerika Serikat

Pembuat keris yang lain dengan pengalaman lebih dari 25 tahun adalah Djiwo Dihardjo dari desa Banyusumurup, Imogiri, Jogjakarta. Daftar pelanggannya tidak saja pelanggan lokal, tetapi juga para pembesar dalam dan luar negeri.

Empu Karyadiwangsa dari Kajar, Gunung Kidul, Jogja juga termasuk empu tradisional menurut pengamatan Bapak Lumintu, seorang pengamat keris senior dari Jogjakarta.

Untuk diketahui dalam penempaan keris tradisional dengan tata cara kuno, dipercaya bahwa : kepandaian, kerja keras dan material yang baik, akan tidak bisa dipakai menghasilkan keris yang bagus ,kalau tidak didahului dengan tirakat seperti puasa, meditasi dan doa khusuk kepada Tuhan.

Saat ini, ada banyak penempa keris dan tombak di Solo, Jogja, Surabaya, Tulungagung, Taman Mini Jakarta, Madura, Brunai dll. Mereka adalah pembuat keris, tetapi tidak bisa disebut Empu kalau dalam pembuatannya tidak dibarengi dengan tata cara tradisional seperti sesaji dan laku tirakat.

Pembuat keris dari Surakarta antara lain : KRT. Supowijoyo ( Suparman) dari Kadipiro, H.Fauzan dari Purwosari, Kelompok STSI Kenthingan dari Jebres, Suyanto dari Bibis Kulon dan Harjosuwarno yang berkarya ditempat pembuatan keris di Surolayan milik Go Tik Swan/ KRT. Harjonegoro di Kratonan.

Bangsa Indonesia bangga bahwa karya pinisepuhnya yang berupa Keris telah diakui oleh UNESCO pada tahun 2005 sebagai Warisan Budaya Indonesia.
Bersambung.